Kata Mereka Tentang Gusdur
Jimly Asshiddiqie
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie mengenang,
sosok Gus Dur selalu melawan arus. Namun, justru inilah yang diperlukan
bagi demokrasi. "Kita perlu dia sebagai orang yang menentukan arah
bangsa," katanya saat melepas jenazah Gus Dur di Lapangan Udara Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Kamis 31 Desember 2009.
Karena itu Jimly mengaku kehilangan dia. "Mudah-mudahan ada yang mewarisi tradisi kepemimpinan Gus dur," katanya
Taufik Kiemas
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufik Kiemas juga
mengaku kehilangan Gus Dur. Dia dikenang sebagai seorang sahabat. "Dia
merupakan tokoh yang memperjuangkan kebhinekaan," ujar Kiemas
Pramono Anung
Selain itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung juga
menyatakan hal yang sama. Kehilangan Gus Dur. "Gus dur itu pejuang
kebebasan pers, dan juga yang membuka istana menjadi lebih cair. Kita
kehilangan tokoh yang mengutamakan kemajemukan," ujarnya sambil
berkaca-kaca
Habib Chirzin
Suatu kali, saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih menjabat Presiden
RI, cendekiawan muslim Muhammadiyah, Habib Chirzin, mengaku sempat
bepapasan dengan rombongan kepresidenan saat berziarah ke makam nabi di
Masjid Nabawi, Madinah. Setelah lewat tengah malam, ketika rombongan
kepresidenan akan beranjak pergi, Chirzin diminta oleh Sutarman --ajudan
Gus Dur yang kini menjabat Kapolri-- untuk menghampiri mobil Gus Dur.
"Dia
buka pintu mobil dan pamit dulu ke saya kalau akan mendahului pulang,"
ujar mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu ketika berbicara dalam
haul keempat mendiang Gus Dur yang digelar oleh Jaringan Lintas Iman
Yogyakarta di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Senin malam, 16 Desember
2013.
Chirzin terkesan karena jabatan presiden tidak mengubah
karakter Gus Dur. Dia menganggap Gus Dur tak banyak berubah dalam urusan
kesopanan menghormati teman, meskipun mereka warga biasa. "Sejak dulu,
ia terbiasa membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati," kata
Chirzin
Gusmus
Kiai yang juga sastrawan asal Rembang, Jawa Tengah, Mustofa Bisri tidak
datang dalam haul itu. Tapi, lewat rekaman video, Gus Mus menyatakan
kesannya tentang sosok Gus Dur. "Ada kiai sepuh yang bilang, Gus Dur
tetap dianggap keramat hingga selepas meninggal karena mampu melakukan
sesuatu yang tidak bisa dilakukan kiai mana pun," ujar dia.
Gus
Mus mengatakan kiai sepuh itu mencontohkan keberanian Gus Dur melawan
arus besar di Nahdlatul Ulama dengan menyampaikan permintaan maaf atas
kasus pembantaian anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia pada
1965. Sikap, yang diikuti dengan usulan Gus Dur untuk pencabutan TAP
MPRS Nomor 25 Tahun 1966, itu menurut Gus Mus menunjukkan karakter Gus
Dur yang mampu meminta maaf sekaligus memaafkan dalam urusan politik
yang sensitif. "Dia menganggap orang komunis sebagai sesama manusia,
bukannya orang-orang kafir," ujar Gus Mus
Yoseph Suyatno Hadiatmojo
Rohaniwan Katolik Yoseph Suyatno Hadiatmojo menyatakan saat ini banyak
aktivis pendukung toleransi yang mengakui bahwa tokoh pejuang
keberagaman sekaliber Gus Dur belum tergantikan. Karena itu, menurut
dia, pendukung toleransi harus terus mengkampanyekan ide besar Gus Dur
mengenai republik pengayom semua kelompok. "Terakhir, saat bertemu
penggiat toleransi di Yogyakarta sebelum meninggal, Gus Dur menilai
perjuangan menjaga kemajemukan masih berat di Indonesia," ujar pegiat di
Forum Persatuan Umat Beragama ini
Sobari
Budayawan Sobari mengingatkan gagasan Gus Dur tidak terbatas pada isu
menjaga pluralitas. Menurut Sobari, sikap politik Gus Dur merupakan
hasil upaya pembacaan sekaligus perombakan ulang pada konstruksi budaya
di Indonesia agar semakin egaliter, demokratis, dan manusiawi. "Dia
seperti tokoh wayang Rama Bargawa, brahmana yang berjuang menghancurkan
keangkuhan dan kesewenang-wenangan golongan kesatria," ujar Sobari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar